PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
Pemeriksaan Darah
Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring
untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon
tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering
dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita
suatu penyakit infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari
beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu :
·
Hemoglobin
·
Hematokrit
·
Leukosit (White Blood Cell / WBC)
·
Trombosit (platelet)
·
Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
·
Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
·
Laju Endap Darah atau Erithrocyte
Sedimentation Rate (ESR)
·
Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Pemeriksaan Darah
Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang ke suatu Rumah
Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang
diluar nilai normal biasanya
dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut,
sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu
yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar
maksimal 2 jam.
A. Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul
protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen
dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari
jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat
darah berwarna merah.
Harga normal atau tidaknya kadar
hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini
berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :
·
Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
·
Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
·
Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
·
Anak anak : 11-13 gram/dl
·
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
·
Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
·
Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
·
Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin
dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia.
Tujuan :
Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemiadan penyakit ginjal. Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru-paru obstruksi menahun, gagal jantung kongestif dan lain-lain
Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemiadan penyakit ginjal. Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru-paru obstruksi menahun, gagal jantung kongestif dan lain-lain
Bahan
Pemeriksaan :
Darah kapiler atau darah vena dan darah tepi.
Darah kapiler atau darah vena dan darah tepi.
Prinsip
Pemeriksaan :
Mengukur kadar HB berdasarkan warna yang terjadi akibat perubahan Hb yang menjadi asam hematin oleh adanya HCl 0,1N
Mengukur kadar HB berdasarkan warna yang terjadi akibat perubahan Hb yang menjadi asam hematin oleh adanya HCl 0,1N
Alat Dan
Bahan :
1. Haemometer set terdiri dari :
v Tabung pengukur
v 2 tabung standar warna
v Pipet Hb dengan pipa karetnya
v Pipet HCl
v Batang pengaduk
v Botol tempat HCl dan aquadest
v Sikat pembersih
2. Perlak kecil dan pengalas
3. Kapas alkohol 70%
4. Jarum/Lancet
5. Handscoon steril
6. Kapas kering
7. Bengkok
Prosedur
Kerja :
v Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl
kedalam tabung pengencer sampai pada angka 2
v Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan
langkah prosedur pemeriksaan
v Membawa alat-alat ke dekat pasien
v Mencuci tangan
v Memasang perlak dan pengalas dibawah tangan
pasien yang akan diambil darahnya
v Menyiapkan bengkok
v Memakai handscoon steril
v Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah
ke bagian jari tangan dengan cara memijat
v Menghapus hamakan ujung jari yang akan diambil
darahnya dengan alcohol
v Menusukan jarum pada ujung jari sebelah tepi
sampai darah keluar
v Menghapus darah yang pertama kali keluar
dengan kapas kerin
v Dengan pipet Hb menghisap darah sampai angka
20 cm, jangan sammpai ada gelembung udara yang sampai ikut terhisap
v Hapus darah yang melekat pada ujung pipet
dengan menggunakan kapas kering
v Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung
pengencer yang sudah berisi HCl
15.0,1 N dengan posisi tegak lurus dan hindarkan darah mengenai dinding tabung
15.0,1 N dengan posisi tegak lurus dan hindarkan darah mengenai dinding tabung
v Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam
lumen pipet Hb di bilas dengan jalan meniup dan menyedotnya.
v Tunggu sampai 1 menit
v Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada
setiap kali penambahan warna dari larutan asam hematin yang terjadi, bandingkan
dengan warna dari larutan standar
v Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan
aquadest dihentikan dan kadar Hb dibaca skala itu dengan satuan pembacaan gr
v Mengambil perlak dan pengalas, merapikan
alat-alat
v Melepaskan handscoon
v Mencuci tangan
B.
Hematokrit
Hematokrit
merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml
darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria
berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah
ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar
hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada
penyakit-penyakit yang sama.
1.
Hematokrit Mikro
Tujuan :
Utk mengetahui Nilai Ht seseorang dlm vol %
Utk mengetahui Nilai Ht seseorang dlm vol %
Prinsip :
Darah dengan anticoagulant (heparin) dimasukkan ke dalam pipet kapiler kemudian dipusing dalam waktu 3 – 5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm sehingga sel-sel terpisah dalam keadaan memadat, prosentase pemadatan sel terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil px dalam vol%
Darah dengan anticoagulant (heparin) dimasukkan ke dalam pipet kapiler kemudian dipusing dalam waktu 3 – 5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm sehingga sel-sel terpisah dalam keadaan memadat, prosentase pemadatan sel terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil px dalam vol%
Alat
dan bahan yang digunakan :
v pipet kapiler /
mikro kapiler dengan antikoagulan Heparin.
v Sentrifuge mikro hematocrit
v Skala pembacaan
v Dempul
Cara
Kerja
v Isi darah ¾ pipet
kapiler
v Sumbat
dengan dempul
v Pemusingan
(16.000 rpm selama 3 – 5 menit)
v Posisi dempul
menghadap keluar
v Seimbang
v Diulang jika
1. Hemolisa
2. Darah keluar pipet
3. Hasil Ht > 50 vol %
Perhitungan
v Hb : Ht x 0.34
v AE : Ht x 120.000
v AL : BC x 10.000
2.
Hematocrit Makro
Prinsip
:
Darah dengan anticoagulant Na2EDTA dimasukkan ke dalam tabung
wintobe kemudian dipusing 3000 rpm selama 30 menit sehingga sel-sel terpisah
dalam keadaan memadat, prosentase pemadatan sel terhadap volume darah semula
dicatat sebagai hasil px dalam vol%
Cara Kerja :
v Darah dengan
antikoagulant dihomogenkan.
v Masukkan darah
kedalam tabung wintrobe dengan pipet pasteur hingga mencapai garis tanda 100.
v Dipusing selama
30 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Pembacaan
Hasil :
v Tinggi kolom
eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit dan dinyatakan dalam vol%.
v Tebalnya lapisan
putih diatas eritrosit yang tersusun dari lekosit dan trombosit.
v Lapisan ini
disebut sebagai buffi coat dan dinyatakan dalam mm.
v Warna kuning dari
lapisan plaama yang disebut indek ikterik.
C. Leukosit
Leukosit
merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang
disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 -
10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar
leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit
sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit
infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal
ginjal, dll
Tujuan :
Untuk menghitung
jumlah leukosit dalam darah
Prinsip kerja :
darah yang telah
di encerkan lalu di hitung jumlah leukosit dalam volume pengenceran tertentu
dengan cara mengalikan terhadap faktor perhitungan jumlah leukosit dan di
peroleh jumlah leukosit dalam satuan volume darah
Alat :
v pipet thoma
leukosit
v kamar hitung (improved
neubaure)
v dek glass/cover
glass
v counter tally
v tissue
v mikroskop
Bahan pemeriksaan :
darah yang telah
di beri EDTA
Reagen :
larutan turk
Cara kerja:
v hisaplah darah
dengan pipet thoma leukosit sampai tanda garis tanda 0,5 tepat
v hapuslah
kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet
v lau hisaplah
larutan turk samapai tanda 11 (hati - hati jangan sampai terjadi gelembung
udara)
v lalu kedua ujung
pipet di tutup dengan menggunakan jari lalu kocok sampai darah dan larutan turk
homogen
v letakkan kamar
hitung (improved neubaure) dan kaca penutungnya / cover glass (supaya kaca
penutupmudah lengket pada bagian kedua tunggul di basahi dengan sedikit air)
v lalu ambil pipet
thoma tadi dan kocok kembalai, lalu buang kira - kira 3 - 4 tetes
v tetesan
selanjutnya di masukkan kedalam kamar hitung (improved neubaure) dan diamkan
sebentar
v kemudian leukosit
di hitung dalam 4 bidang besar dengan perbesaran lensa objektif 10x dan 40x
untuk memperjelas
D. Trombosit
Trombosit
merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan
darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi
trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping
(trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara
150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut
trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang
rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah
(DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.
Tujuan :
Untuk mengetahui jumlah trombosit dan leukosit dalam lapang pandang
Untuk mengetahui jumlah trombosit dan leukosit dalam lapang pandang
Prinsip
kerja :
Darah di campur dengan reagen rees ecker kedalam pipet erytrosit sampai tanda 101. Dilakukan dengan penambahan Magnesium Sulfat yang berfungsi sebagai pengenceran .
Darah di campur dengan reagen rees ecker kedalam pipet erytrosit sampai tanda 101. Dilakukan dengan penambahan Magnesium Sulfat yang berfungsi sebagai pengenceran .
Alat :
v Pipet eritrosit
v Bilik hitung
v Lancet
v reagen rees ecker dan Giemsa Mikroskop
v Magnesium sulfat
v Kaca preparat Alkohol
Bahan
pemeriksaan:
v darah vena
v darah kapiler
Cara kerja :
1. Cara Langsung (Rees dan Ecker)
v Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet
eritrosit samapi garis tanda “1″ dan buanglah lagi cairan itu.
v Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan
cairan REES ECKER sampai garis tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
v Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit
dalam kamar hitung.
v Biarkan
kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dengan deglass tertutup selama
10 menit agar trombosit mengendap
v Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang
besar di tengah-tengah (1 mm kuadrat) memakai lensa objektif besar.
v Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah
trombosit per ul darah.
2. Cara tidak langsung (Fonio)
v Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan
biarkan kering lagi.
v Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes
besar larutan magnesium sulfat 14%.
v Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui
tetesan lar magnesium sulfat tersebut.
v Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4
jumlah larutan magnesium sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat
tersebut.
v Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Giemsa)
v Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama
dengan 1.000 eritrosit.
v Lakukanlah tindakan menghitung jumlah
eritrosit per ul darah.
v Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah
berdasarkan kedua angka itu.
E. Eritrosit
Eritrosit atau
sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi
sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal
eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada
wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa
ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik),
gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang
rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik
seperti kanker dan lupus, dll.
Prinsip :
Darah diencerkan lalu dihitung jumlah
eritrosit dalam volume tertentu dengan mengalikan terhadap faktor
perhitungan,sehingga diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.
Pengenceran darah dengan Hayem menyebabkan lisisnya sel selain eritrosit dan trombosit,
sehingga memudahkan pehitungan sel eritrosit , darah diencerkan 201x dan sel
eritrosit dihitung pada 5 bidang kecil.
Bahan : Darah vena
Alat :
v Mikroskop
v Bilik hitung
v Deck Glass
v Transferpet 4 ml, dan 20 mikroliter
v Tabung
Reagensia : Larutan Hayem
Cara Kerja :
v Bilik hitung dan deck glass disiapkan dalam keadaan bersih.
v Masukkan 4 ml reagen Hayem dalam tabung.
v Ditambahkkan 20 mikroliter darah ke dalam tabung berisi larutan Hayem.
v Tabung digojok agar larutan Hayem benar-benar melisiskan sel-sel selain eritrosit
dan trombosit.
v Bilik hitung dengan kaca penutupnya diletakkan di atas bidang yang datar.
v Larutan campuran (darah+Hayem) dipipet dengan pipet pasteur kemudian ujung
pipet disentuhkan dengan sudut 300 pada permukaan bilik hitung
dengan menyinggung kaca penutup. Biarkan bilik hitung terisi perlahan-lahan
dengan daya kapilaritasnya sendiri.
v Biarkan bilik hitung tersebut selama 2-3 menit supaya eritrosit dapat
mengendap.
v Sel-sel eritrosit yang terdapat pada 5 petak kecil (bagian tengah bilik
hitung) menggunakan mikroskop perbesaran 40X.
F. Indeks Eritrosit
Biasanya
digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana
ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara
lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume
Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang
dinyatakan dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x
10
Eritrosit
Nilai normal =
82-92 fl
MCH (Mean
Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER),
yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x
10
Eritrosit
Nilai normal
= 27-31 pg
MCHC (Mean
Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin
Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit,
dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin x
100
Hematokrit
Nilai normal
= 32-37 %
G. Laju Endap Darah
Laju Endap Darah
atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan
sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED
merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses
inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis),
penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis
(misalnya kehamilan).
International
Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan
metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet
Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat
tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode
Westergreen : Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
Perempuan : 0 – 20 mm/jam
Perempuan : 0 – 20 mm/jam
H. Hitung Jenis Leukosit
Hitung jenis
leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat
lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam
melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil,
dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih
spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit
hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk
mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)
dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.
Nilai
normal untuk setiap sel :
Basophil : 0-1%
Eosinofil : 1-3%
Netrofil : 55-70%
Limfosit : 20-40%
Monosit
: 2-8%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar