LAPORAN
PRAKTIKUM
STRUKTUR
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI MANUSIA
Dosen Pengampu Mata
Kuliah Anatomi Fisiologi
Manusia
Martina Kurnia Rohmah,
S.Si,. M.Si
Acivrida Mega Charisma,
S.Si,. M.Si
Nama Kelompok :
1. Ike
Yuyun (15010100005)
2. Kharisma
Aprilia P (15010102006)
3. Merinsa
Chorry .H (15010101009)
4. Tami
Al Riyanti (15010103017)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA
D3 Analis Kesehatan
2015/2016
A.
JUDUL PRAKTIKUM
: STRUKTUR ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI MANUSIA
B.
TUJUAN
PRAKTIKUM :
Mengetahui anatomi dan fisiologi
repirasi manusia melalui kapasitas pernapasan paru-paru.
C.
DASAR
TEORI :
Pengertian
Pernapasan
Pernapasan
ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau
pernapasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru bernama pernapasan luar.
Udara ditarik ke dalam paru-paru dan waktu menarik napas dan di dorong ke luar
paru-paru pada waktu mengeluarkan napas (Pearce,
2006).
Fungsi sistem pernapasan ialah mengambil
oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon
dioksida yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ
respiratorik berfungsi dalam : Produksi bicara, membantu
dalam proses berbicara, keseimbangan
asam basa dalam darah dan jaringan tubuh manusia, pertahanan
tubuh melawan benda asing, organisme asing yang masuk melalui proses pernapasan
ke dalam tubuh, mengatur hormonal tekanan
darah dan keseimbangan hormon dalam darah
Respirasi melibatkan proses-proses berikut ini:
1. Ventilasi
pulmonar (pernapasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dan saluran
pernapasan dan paru-paru.
2. Respirasi
eksternal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara udara dalam paru-paru
dan kapiler pulmonal.
3. Respirasi
internal, difusi oksigen dan karbon dioksida antara sel darah dan sel jaringan.
4. Respirasi
seluler adalah penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan
pelepasan produk oksidasi CO2 dan air oleh sel-sel tubuh (Syaiffudin, 2009).
Organ-Organ
Pernapasan
1. Nares anterior
Nares anterior adalah saluran di dalam rongga
hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai
vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum ini dilapisi epithelium bergaris yang
bergabung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebasus
yang ditutup buku kasar. Kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
2. Rongga hidung
Dilapisi selaput rendir yang sangat kaya dengan
pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lender semua sinus
yang mempunyai lubang masuk ke rongga hidung. Sewaktu udara masuk memalui
hidung, udara disaring melalui bulu-bulu yang terdapat di dalam vestibulum.
Karena kontak dengan permukaan lender yang dilaluinya, udara menjadi hangat,
dan karena penguapan air dari permukaan selaput lender, udara menjadi lembab.
3. Faring
Pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
sampai persambungannya dengan esophagus sampai ketinggian tulang rawan krikoid.
Maka letaknya di belakang hidung, di belakang mulut dan di belakang laring.
4. Laring
Terletak dibagian terendak faring yang
memisahkan dari kolumna vetebrata, berjalan dari faring sampai ketinggian
vetebrata servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya.
5. Trakea
Trakea atau batang tenggorok kira-kira Sembilan
sentimeter panjangnya. Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian
vetebrata torakalis kelima dan di tempat bercabang menjadi dua bronkus. Trakea
tersusun dari enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin
tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi
lingkaran di belakang trakea, selain itu juga memuat beberapa jaringan otot.
6. Bronkus
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea
pada ketinggian kira-kira vetebrata torakalis ke lima mempunyai struktur yang
serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus kanan lebih
pendek dan lebih lebar
daripada yang kiri. Sedikit lebih tinggi dari
arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus
atas. Cabang ke dua timbul setelah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut
bronkus lobus bawah. Bronkus lobus tengah ke luar dari bronkus lobus bawah.
7. Paru-paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama.
Paru-paru mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah
dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya
yang terletak di dalam mediastimum. (Pearce,
2006).
C. Mekanisme Pernapasan
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka
pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan
dalam:.
Pernapasan luar adalah
pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam
kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah
dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam
paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan
tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka
udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar
maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang
terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi)
maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan (Syaiffudin, 2006).
a.
Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang
melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai
berikut. Fase inspirasi, Fase ini berupa
berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi, Fase ini merupakan fase
relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti
oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan
luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b.
Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang
mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga
perut dan rongga dada. Mekanisme
pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni, Fase
Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma
berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan
tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
Selanjutnya, Fase
Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya
otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada
mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari
paru-paru. (Guyton and John, 2006).
Sistem
Pernapasan
Fungsi utama adalah untuk
mendapatkan oksigen untuk digunakan oleh sel-sel tubuh & menghilangkan
karbon dioksida yang memproduksi sel. Termasuk saluran-saluran udara pernapasan
yang menuju ke (& keluar dari) paru-paru ditambah paru-paru sendiri
Jalur udara: rongga hidung
(atau rongga mulut)> faring> trakea> utama bronkus (kanan &
kiri)> sekunder bronkus> bronkus tersier> bronkiolus> alveoli
(tempat pertukaran gas). Pertukaran gas (O2 & CO2) antara alveoli &
darah terjadi dengan difusi sederhana: O2 berdifusi dari alveoli ke dalam darah
& CO2 dari darah ke alveoli.
Difusi membutuhkan gradien
konsentrasi. Jadi, konsentrasi (atau tekanan) dari O2 di alveoli harus dijaga
pada tingkat yang lebih tinggi daripada dalam darah & konsentrasi (atau
tekanan) CO2 di alveoli harus disimpan di sebuah tuas lebih rendah daripada di
darah.
Eksternal interkostalis ditambah kontrak
diafragma untuk membawa inspirasi:
·
Kontraksi otot interkostal
eksternal> elevasi tulang rusuk & tulang dada> meningkat
front-to-back dimensi rongga toraks> menurunkan tekanan udara di
paru-paru> bergerak udara ke paru-paru.
·
Kontraksi diafragma>
diafragma bergerak> ke bawah meningkatkan dimensi vertikal rongga toraks>
menurunkan tekanan udara di paru-paru> bergerak udara ke paru-paru.
Untuk napas:
Relaksasi otot-otot interkostal eksternal &
diafragma> kembalinya diafragma, tulang rusuk, & tulang dada ke posisi
istirahat> mengembalikan rongga toraks volume preinspiratory>
meningkatkan tekanan dalam paru-paru udara> dihembuskan. (Syaiffudin, 2009).
Surfactant
Surfaktan merupakan zat kompleks yang
mengandung fosfolipid dan sejumlah apoprotein. Cairan penting adalah diproduksi
oleh sel-sel alveolar tipe II, dan garis alveoli dan bronkiolus terkecil.
Surfaktan mengurangi tegangan permukaan di seluruh paru-paru, sehingga
berkontribusi untuk kepatuhan umum.
Hal ini
juga penting karena menstabilkan alveoli. Hukum LaplaceÕs memberitahu kita
bahwa tekanan dalam sebuah struktur bulat dengan tegangan permukaan, seperti
alveolus, berbanding terbalik dengan jari-jari bola (P = 4T / r untuk bola
dengan dua interface cair-gas, seperti gelembung sabun, dan P = 2T / r untuk
sebuah bola dengan salah satu cairan gas antarmuka, seperti alveolus: P =
tekanan, T = tegangan permukaan, dan jari-jari r =). Artinya, pada tegangan
permukaan konstan, alveoli kecil akan menghasilkan tekanan lebih besar dalam
diri mereka dari alveolus besar akan. Alveoli kecil karena itu akan diharapkan
untuk mengosongkan ke dalam alveolus lebih besar menurun volume paru-paru.
Hal ini
tidak terjadi, namun, karena surfaktan differentiallyreduces tegangan
permukaan, lebih pada volume rendah dan kurang pada volume yang lebih tinggi,
yang mengarah ke stabilitas alveolar dan mengurangi kemungkinan kolaps
alveolar.
Surfaktan
yang terbentuk relatif terlambat dalam kehidupan janin, dengan demikian bayi
prematur lahir tanpa mengalami banyak gangguan pernapasan yang memadai dan bisa
mati (Guyton and John, 2006)
Volume dan Kapasitas Paru-Paru
1. Volume paru-paru
Volume tidal adalah volume udara yang
diinspirasi atau yang diekspirasi setiap kali bernapas normal, besarnya kira-kira
500 ml pada laki-laki dewasa.Volume
cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah
dan di atas volume tidal normal bila dilakukan kuat. Volume cadangan ekspirasi
adalah volume udara ekspirasi maksimal yang diekspirasi melalui ekspirasi kuat
pada akhir ekspirasi tidal normal. Volume
residu adalah volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah
ekspirasi paling kuat.
2. Kapasitas paru-paru
Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam
siklus paru-paru, kadang-kadang perlu menyatukan dua atau lebih volume di atas,
kombinasi seperti itu disebut dengan kapasitas
paru-paru.
a.
Kapasitas inspirasi sama
dengan volume tidal ditambah dengan volume cadangan inspirasi. Ini merupakan
jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkar ekspirasi
normal dan pengembangan paru-paru sampai jumlah maksimum.
b.
Kapasitas residu fungsional
sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah dengan volume residu. Ini
merupakan jumlah udara yang tersisa pada akhir ekspirasi normal.
c.
Kapasitas vital sama dengan
volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi.
Ini merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan seseorang dari
paru-paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru-paru secara maksimum dan
kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya.
d.
Kapasitas paru-paru total
adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru-paru sebesar mungkin
dengan inspirasi sekuat mungkin, jumlah ini sama dengan kapasitas vital
ditambah dengan kapasitas vital ditambah volume residu.
·
Volume dan kapasitas paru-paru
pada wanita kira-kira 20-25 persen lebih kecil
daripada pria dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar
daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis. (Nangsari,
1998).
·
Penyakit Sistem Pernapasan
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh
tubuh manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan
pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit
Saluran Pernapasan
a. Penyempitan
saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus
yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan
saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami
kontraksi yang mengganggu jalan napas.
b. Sinusitis,
adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
c. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
d. Pembengkakan
kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas.
Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
e. Pleuritis,
yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
f. Bronkitis,
adalah radang pada bronkus.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit
Dinding Alveolus
·
Pneumonia / Pnemonia, adalah
suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang menyebabkan peradangan pada
dinding alveolus.
·
Tuberkolosis / TBC, merupakan
penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada
dinding alveolus.
·
Masuknya air ke alveolus.
3. Kelainan/Gangguan/Penyakit
Sistem Transportasi Udara
Ø Kontaminasi
gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
Ø Kadar
haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh
kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia. (Mukhtar, 2002).
D.
ALAT DAN BAHAN :
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah
·
Tali Rafia
·
Penggaris
·
Buku Petunjuk Praktikum
dan Buku Kerja
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah
·
Balon
E.
SKEMA KERJA
1. Pengamatan Anatomi
Sistem Respirasi pada Manusia
![]() |
2. Pengamatan Kapasitas
Vital Paru-paru Manusia
![]() |
F.
HASIL PENGAMATAN
1. Pengamatan
Anatomi Sistem Respirasi pada Manusia
|
|||||
|
|||||
![]() |
G. ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
No
|
Jenis
Kelamin
|
Volume
Ekspirasi + Volume Tidal
|
|
Beraktivitas
|
Normal
|
||
1.
|
LAKI-LAKI
|
cc
|
cc
|
2.
|
PEREMPUAN
|
cc
|
cc
|
Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan, terdapat pengaruh antara jumlah pernapasan laki-laki dan
perempuan. Data diatas menunjukkan bahwa jumlah volume napas laki-laki jauh
lebih banyak daripada jumlah volume napas perempuan, data diatas didapatkan
dari praktikum uji coba dengan menggunakan balon yang ditiup. Ternyata jumlah
volume napas perempuan dan laki-laki dalam normal terdapat perbedaan yang
signifikan yaitu, napas perempuan sebanyak.......cc dan laki – laki
sebanyak..........cc . Hal ini sesuai denga pendapat menurut Nangsari (1998)
bahwa jenis kelamin adalah salah satu faktor berbedanya jumlah volume udara,
volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 – 25% lebih kecil
daripada pria. Kapasitas paru pada pria lebih besar yaitu 4,8 L dibanding
wanita yaitu 3,1 L
Jumlah volume napas laki-laki
dan perempuan dalam keadaan normal atau beraktivitas sangat berpengaruh. Dalam
keadaan apapun jumlah napas laki-laki jauh lebih banyak daripada perempuan. Hal
ini disebabkan karena laki-laki memiliki tenaga yang jauh lebih kuat dan besar
daripada perempuan, sehingga energi yang dibutuhkan untuk bernapas pun akan
jauh lebih banyak pula. Selain itu, bentuk dada laki-laki dewasa yang berbidang
membuat ukuran paru-paru laki-laki pun besar dan lebar. Sehingga, udara yang
diperlukan untuk berinspirasi dan berekspirasi pun jauh lebih banyak daripada
perempuan. Berdasarkan data yang didapat dari hasil praktikum, beraktivitas pun
sangat mempengaruhi jumlah volume udara yang masuk dan keluar. Hasil praktikum
ini didapat dari contoh beraktivitas misalnya berlari. Praktikan laki-laki dan
perempuan diminta berlari dalam beberapa menit hingga berkeringat. Setelah
berlari, para praktikan diminta untuk meniup balon yang telah disediakan
sebagai indikator pengukuran jumlah volume udara yang dikeluarkan. Perhitungan
jumlah volume udara dengan menggunakan balon didapat dengan menggunakan rumus
volume bola =
.
Berdasarkan rumus tersebut didapatkan jumlah udara laki-laki dan perempuan yang
berlari sebanyak ..........cc dan .........cc. . Jumlah volume udara laki-laki
dan perempuan dalam keadaan setelah berlari yang dikeluarkan dengan kuat-kuat
jumlah volumenya menurun, jika dibandingkan dengan jumlah volume udara
laki-laki dan perempuan yang dikeluarkan dalam keadaan normal. Hal ini
disebabkan oleh energi yang dikeluarkan untuk beraktivitas yang berat
mengakibatkan napas yang keluar masuk menjadi cepat (terengah-engah) dengan
kerja jantung yang berkontraksi lebih berat dari keadaan normal, sehingga paru
akan mempercepat pernapasan dengan jumlah volume napasnya lebih sedikit, karena
kontraksi curah jantung menjadi lebih cepat ini untuk mencegah kenaikan pada
aliran darah yang dapat mengakibatkan edema paru (akumulasi cairan dirongga
udara dan parenkim paru yang menyebabkan gangguan perpindahan udara dan dapat
menyebabkan gagal napas) yang akan berakibat kematian karena berhentinya
jantung (distres pernapasan) karena hipoksia (Ware dan Matthay, 2005). Hal ini
sesuai dengan pendapat dari Syaifuddin (2006) bahwa selama melakukan aktivitas
berat, aliran darah melalui paru-paru akan meningkat sampai 4 kali lipat. Aliran
ekstra ini, akhirnya akan ditampung dengan 2 cara, yaitu dengan meningkatkan
jumlah kapiler yang terbuka sampai 3 kali, atau denga meregangkan semua kapiler
dan meningkatkan kecepatan aliran disetiap kapiler lebih dati 2 kali lipat.
Kemampuan paru-paru untuk menampung kenaikan aliran darah yang besar ini akan
menghemat energi jantung sisi kanan dan mencegah kenaikan, yang berarti pada
tekanan kapiler paru yang mencegah terjadinya edema paru terjadi selama
kenaikan curah jantung.

Perbedaan berat badan dan tinggi badan juga
dapat berpengaruh terhadap jumlah volume pernapasan. Berdasarkan perbandingan
praktikum dari praktikan kelompok kami yang memiliki tinggi .....cm dan berat
badan ....kg, memiliki jumlah volume napas sebanyak .......... dan dari
praktikan kelompok lain yang memiliki tinggi ......cm dan berat badan ......kg,
memiliki jumlah volume napas sebanyak .........cc. Ternyata praktikan yang
memiliki tinggi ......cm dan berat .....kg memiliki jumlah volume napas yang
lebih banyak. Hal ini disebabkan karena,orang
yang bertumbuh tinggi memiliki jumlah volume udara yang banyak pula. Hal ini
sesaui dengan pendapat dari Nangsari (1998) bahwa berat dan tinggi badan
seseorang dapat mempengaruhi jumlah volume pernapasan. Seseorang yang memiliki
badan lebih besar (tinggi dan berisi) atau atletis dibanding orang yang
bertumbuh kecil (astenis), akan memiliki jumlah volume pernapasan lebih besar
yaitu diatas 2,5 L dibanding jumlah
pernapasan orang yang bertubuh kecil memiliki jumlah napas sebanyak kurang dari
2,1 L.
H.
HASIL PERHITUNGAN
I.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa sistem
pernapasan adalah proses terjadinya pertukaran gas di dalam
jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru. Organ sistem pernapasan adalah hidung, faring, laring,
trakea, bronkus dan paru-paru. Kapasitas paru-paru terdiri dari kapasitas
inspirasi dan ekspirasi, kapasitas tidal, kapasitas paru-paru total dan
kapasitas vital. Faktor yang mempengaruhi jumlah volume pernapasan ialah usia,
tinggi dan berat badan, jenis kelamin, aktivitas yang dilakukan, suhu (cuaca),
kebiasaan olahraga dan riwayat pekerjaan. Berdasarkan praktikum, praktikan
laki-laki memiliki jumlah volume pernapasan normal yang lebih banyak
dibandingkan praktikan perempuan. Hal ini disebabkan laki-laki memiliki energi
dan tenaga yang lebih besar dibandingkan perempuan, sehingga jumlah volume
pernapasan pun banyak. Selain itu, aktivitas seseorang berpengaruh dengan
jumlah volume pernapasan. Percobaan dengan berlari didapatkan jumlah volume
pernapasan dari praktikan laki-laki dan perempuan menurun karena jantung
bekerja lebih keras dari semestinya, sehingga untuk mencegah terjadinya edema
paru maka pernapasan akan dipercepat dengan jumlah volume lebih sedikit.
J.
DAFTAR PUSTAKA
·
Guyton, A.C and John E. Hall. 2006. Textbook
Of Medical Physiology. Elsevier,
Singapore.
·
Mukhtar, I. 2002. Penatalaksaan Penyakit Paru Akibat Kerja.
UI Press, Jakarta.
·
Nangsari, S. 1998. Pengantar Fisiologi Manusia. Depdikbud,
Jakarta.
·
Syaifuddin, 2006. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa
Keperawatan Edisi 2. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
·
Syaifuddin, 2009. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa
Keperawatan Edisi 3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
·
Pearce, E. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
·
Ware, L.B and
Matthay, M.A .2005. Clinical Practice.
Acute Pulmonary Edema. Medical Press, England.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar