Pengikut

Kamis, 24 Desember 2015

laporan anfisman sistem respirasi



LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI  MANUSIA
Dosen Pengampu Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Manusia
Martina Kurnia Rohmah, S.Si,. M.Si
Acivrida Mega Charisma, S.Si,. M.Si







Nama Kelompok :
1.      Ike Yuyun                                  (15010100005)
2.      Kharisma Aprilia P                     (15010102006)
3.      Merinsa Chorry .H                     (15010101009)
4.      Tami Al Riyanti                         (15010103017)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA
D3 Analis Kesehatan
2015/2016



A.    JUDUL  PRAKTIKUM   : STRUKTUR ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI MANUSIA

B.     TUJUAN PRAKTIKUM :
   Mengetahui anatomi dan fisiologi repirasi manusia melalui kapasitas pernapasan paru-paru.
C.    DASAR TEORI :

Pengertian Pernapasan
            Pernapasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru bernama pernapasan luar. Udara ditarik ke dalam paru-paru dan waktu menarik napas dan di dorong ke luar paru-paru pada waktu mengeluarkan napas (Pearce, 2006).
Fungsi sistem pernapasan ialah mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik berfungsi dalam : Produksi bicara, membantu dalam proses berbicara, keseimbangan asam basa dalam darah dan jaringan tubuh manusia, pertahanan tubuh melawan benda asing, organisme asing yang masuk melalui proses pernapasan ke dalam tubuh, mengatur hormonal tekanan darah dan keseimbangan hormon dalam darah
Respirasi melibatkan proses-proses berikut ini:
1.    Ventilasi pulmonar (pernapasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dan saluran pernapasan dan paru-paru.
2.    Respirasi eksternal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara udara dalam paru-paru dan kapiler pulmonal.
3.    Respirasi internal, difusi oksigen dan karbon dioksida antara sel darah dan sel jaringan.
4.    Respirasi seluler adalah penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produk oksidasi CO2 dan air oleh sel-sel tubuh (Syaiffudin, 2009).


Organ-Organ Pernapasan
1. Nares anterior
Nares anterior adalah saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum ini dilapisi epithelium bergaris yang bergabung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebasus yang ditutup buku kasar. Kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
2. Rongga hidung
Dilapisi selaput rendir yang sangat kaya dengan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lender semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke rongga hidung. Sewaktu udara masuk memalui hidung, udara disaring melalui bulu-bulu yang terdapat di dalam vestibulum. Karena kontak dengan permukaan lender yang dilaluinya, udara menjadi hangat, dan karena penguapan air dari permukaan selaput lender, udara menjadi lembab.
3. Faring
Pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan esophagus sampai ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang hidung, di belakang mulut dan di belakang laring.
4. Laring
Terletak dibagian terendak faring yang memisahkan dari kolumna vetebrata, berjalan dari faring sampai ketinggian vetebrata servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya.
5. Trakea
Trakea atau batang tenggorok kira-kira Sembilan sentimeter panjangnya. Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vetebrata torakalis kelima dan di tempat bercabang menjadi dua bronkus. Trakea tersusun dari enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di belakang trakea, selain itu juga memuat beberapa jaringan otot.


6. Bronkus
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vetebrata torakalis ke lima mempunyai struktur yang serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar
daripada yang kiri. Sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas. Cabang ke dua timbul setelah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronkus lobus bawah. Bronkus lobus tengah ke luar dari bronkus lobus bawah.
7. Paru-paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastimum. (Pearce, 2006).

C. Mekanisme Pernapasan
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam:.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan (Syaiffudin, 2006).
a. Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut. Fase inspirasi, Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi, Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni, Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk. Selanjutnya, Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru. (Guyton and John, 2006).

Sistem Pernapasan
Fungsi utama adalah untuk mendapatkan oksigen untuk digunakan oleh sel-sel tubuh & menghilangkan karbon dioksida yang memproduksi sel. Termasuk saluran-saluran udara pernapasan yang menuju ke (& keluar dari) paru-paru ditambah paru-paru sendiri
Jalur udara: rongga hidung (atau rongga mulut)> faring> trakea> utama bronkus (kanan & kiri)> sekunder bronkus> bronkus tersier> bronkiolus> alveoli (tempat pertukaran gas). Pertukaran gas (O2 & CO2) antara alveoli & darah terjadi dengan difusi sederhana: O2 berdifusi dari alveoli ke dalam darah & CO2 dari darah ke alveoli.
Difusi membutuhkan gradien konsentrasi. Jadi, konsentrasi (atau tekanan) dari O2 di alveoli harus dijaga pada tingkat yang lebih tinggi daripada dalam darah & konsentrasi (atau tekanan) CO2 di alveoli harus disimpan di sebuah tuas lebih rendah daripada di darah.
Eksternal interkostalis ditambah kontrak diafragma untuk membawa inspirasi:
·      Kontraksi otot interkostal eksternal> elevasi tulang rusuk & tulang dada> meningkat front-to-back dimensi rongga toraks> menurunkan tekanan udara di paru-paru> bergerak udara ke paru-paru.
·      Kontraksi diafragma> diafragma bergerak> ke bawah meningkatkan dimensi vertikal rongga toraks> menurunkan tekanan udara di paru-paru> bergerak udara ke paru-paru.
Untuk napas:
Relaksasi otot-otot interkostal eksternal & diafragma> kembalinya diafragma, tulang rusuk, & tulang dada ke posisi istirahat> mengembalikan rongga toraks volume preinspiratory> meningkatkan tekanan dalam paru-paru udara> dihembuskan. (Syaiffudin, 2009).

Surfactant
Surfaktan merupakan zat kompleks yang mengandung fosfolipid dan sejumlah apoprotein. Cairan penting adalah diproduksi oleh sel-sel alveolar tipe II, dan garis alveoli dan bronkiolus terkecil. Surfaktan mengurangi tegangan permukaan di seluruh paru-paru, sehingga berkontribusi untuk kepatuhan umum.
Hal ini juga penting karena menstabilkan alveoli. Hukum LaplaceÕs memberitahu kita bahwa tekanan dalam sebuah struktur bulat dengan tegangan permukaan, seperti alveolus, berbanding terbalik dengan jari-jari bola (P = 4T / r untuk bola dengan dua interface cair-gas, seperti gelembung sabun, dan P = 2T / r untuk sebuah bola dengan salah satu cairan gas antarmuka, seperti alveolus: P = tekanan, T = tegangan permukaan, dan jari-jari r =). Artinya, pada tegangan permukaan konstan, alveoli kecil akan menghasilkan tekanan lebih besar dalam diri mereka dari alveolus besar akan. Alveoli kecil karena itu akan diharapkan untuk mengosongkan ke dalam alveolus lebih besar menurun volume paru-paru.
Hal ini tidak terjadi, namun, karena surfaktan differentiallyreduces tegangan permukaan, lebih pada volume rendah dan kurang pada volume yang lebih tinggi, yang mengarah ke stabilitas alveolar dan mengurangi kemungkinan kolaps alveolar.
Surfaktan yang terbentuk relatif terlambat dalam kehidupan janin, dengan demikian bayi prematur lahir tanpa mengalami banyak gangguan pernapasan yang memadai dan bisa mati (Guyton and John, 2006)
Volume dan Kapasitas Paru-Paru
1. Volume paru-paru
Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau yang diekspirasi setiap kali bernapas normal, besarnya kira-kira 500 ml pada laki-laki dewasa.Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan kuat. Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekspirasi maksimal yang diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal. Volume residu adalah volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi paling kuat.
2. Kapasitas paru-paru
Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru-paru, kadang-kadang perlu menyatukan dua atau lebih volume di atas, kombinasi seperti itu disebut dengan kapasitas paru-paru.
a.     Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah dengan volume cadangan inspirasi. Ini merupakan jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkar ekspirasi normal dan pengembangan paru-paru sampai jumlah maksimum.
b.    Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah dengan volume residu. Ini merupakan jumlah udara yang tersisa pada akhir ekspirasi normal.
c.     Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru-paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru-paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya.
d.    Kapasitas paru-paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru-paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin, jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah dengan kapasitas vital ditambah volume residu.

·         Volume dan kapasitas paru-paru
pada wanita kira-kira 20-25 persen lebih kecil daripada pria dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis. (Nangsari, 1998).
·         Penyakit Sistem Pernapasan
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :
1.      Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
a.    Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
b.    Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
c.     Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
d.   Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
e.    Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
f.     Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2.      Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
·      Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang menyebabkan peradangan pada dinding alveolus.
·      Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
·      Masuknya air ke alveolus.
3.      Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
Ø Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
Ø Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia. (Mukhtar, 2002).
      
D.    ALAT DAN BAHAN :
   Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
·         Tali Rafia
·         Penggaris
·         Buku Petunjuk Praktikum dan Buku Kerja
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
·         Balon

E.     SKEMA KERJA
1. Pengamatan Anatomi Sistem Respirasi pada Manusia




 



















2. Pengamatan Kapasitas Vital Paru-paru Manusia


 








                           























F.     HASIL PENGAMATAN
1. Pengamatan Anatomi Sistem Respirasi pada Manusia








 


2. Pengamatan Anatomi Sistem Respirasi pada Manusia (referensi)

 



 

 


G.    ANALISIS DAN PEMBAHASAN
No
Jenis Kelamin
Volume Ekspirasi + Volume Tidal
Beraktivitas
Normal
1.
LAKI-LAKI
          cc
          cc
2.
PEREMPUAN
          cc
          cc

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, terdapat pengaruh antara jumlah pernapasan laki-laki dan perempuan. Data diatas menunjukkan bahwa jumlah volume napas laki-laki jauh lebih banyak daripada jumlah volume napas perempuan, data diatas didapatkan dari praktikum uji coba dengan menggunakan balon yang ditiup. Ternyata jumlah volume napas perempuan dan laki-laki dalam normal terdapat perbedaan yang signifikan yaitu, napas perempuan sebanyak.......cc dan laki – laki sebanyak..........cc . Hal ini sesuai denga pendapat menurut Nangsari (1998) bahwa jenis kelamin adalah salah satu faktor berbedanya jumlah volume udara, volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 – 25% lebih kecil daripada pria. Kapasitas paru pada pria lebih besar yaitu 4,8 L dibanding wanita yaitu 3,1 L
Jumlah volume napas laki-laki dan perempuan dalam keadaan normal atau beraktivitas sangat berpengaruh. Dalam keadaan apapun jumlah napas laki-laki jauh lebih banyak daripada perempuan. Hal ini disebabkan karena laki-laki memiliki tenaga yang jauh lebih kuat dan besar daripada perempuan, sehingga energi yang dibutuhkan untuk bernapas pun akan jauh lebih banyak pula. Selain itu, bentuk dada laki-laki dewasa yang berbidang membuat ukuran paru-paru laki-laki pun besar dan lebar. Sehingga, udara yang diperlukan untuk berinspirasi dan berekspirasi pun jauh lebih banyak daripada perempuan. Berdasarkan data yang didapat dari hasil praktikum, beraktivitas pun sangat mempengaruhi jumlah volume udara yang masuk dan keluar. Hasil praktikum ini didapat dari contoh beraktivitas misalnya berlari. Praktikan laki-laki dan perempuan diminta berlari dalam beberapa menit hingga berkeringat. Setelah berlari, para praktikan diminta untuk meniup balon yang telah disediakan sebagai indikator pengukuran jumlah volume udara yang dikeluarkan. Perhitungan jumlah volume udara dengan menggunakan balon didapat dengan menggunakan rumus volume bola = . Berdasarkan rumus tersebut didapatkan jumlah udara laki-laki dan perempuan yang berlari sebanyak ..........cc dan .........cc. . Jumlah volume udara laki-laki dan perempuan dalam keadaan setelah berlari yang dikeluarkan dengan kuat-kuat jumlah volumenya menurun, jika dibandingkan dengan jumlah volume udara laki-laki dan perempuan yang dikeluarkan dalam keadaan normal. Hal ini disebabkan oleh energi yang dikeluarkan untuk beraktivitas yang berat mengakibatkan napas yang keluar masuk menjadi cepat (terengah-engah) dengan kerja jantung yang berkontraksi lebih berat dari keadaan normal, sehingga paru akan mempercepat pernapasan dengan jumlah volume napasnya lebih sedikit, karena kontraksi curah jantung menjadi lebih cepat ini untuk mencegah kenaikan pada aliran darah yang dapat mengakibatkan edema paru (akumulasi cairan dirongga udara dan parenkim paru yang menyebabkan gangguan perpindahan udara dan dapat menyebabkan gagal napas) yang akan berakibat kematian karena berhentinya jantung (distres pernapasan) karena hipoksia (Ware dan Matthay, 2005). Hal ini sesuai dengan pendapat dari Syaifuddin (2006) bahwa selama melakukan aktivitas berat, aliran darah melalui paru-paru akan meningkat sampai 4 kali lipat. Aliran ekstra ini, akhirnya akan ditampung dengan 2 cara, yaitu dengan meningkatkan jumlah kapiler yang terbuka sampai 3 kali, atau denga meregangkan semua kapiler dan meningkatkan kecepatan aliran disetiap kapiler lebih dati 2 kali lipat. Kemampuan paru-paru untuk menampung kenaikan aliran darah yang besar ini akan menghemat energi jantung sisi kanan dan mencegah kenaikan, yang berarti pada tekanan kapiler paru yang mencegah terjadinya edema paru terjadi selama kenaikan curah jantung.
Perbedaan berat badan dan tinggi badan juga dapat berpengaruh terhadap jumlah volume pernapasan. Berdasarkan perbandingan praktikum dari praktikan kelompok kami yang memiliki tinggi .....cm dan berat badan ....kg, memiliki jumlah volume napas sebanyak .......... dan dari praktikan kelompok lain yang memiliki tinggi ......cm dan berat badan ......kg, memiliki jumlah volume napas sebanyak .........cc. Ternyata praktikan yang memiliki tinggi ......cm dan berat .....kg memiliki jumlah volume napas yang lebih banyak. Hal ini disebabkan karena,orang yang bertumbuh tinggi memiliki jumlah volume udara yang banyak pula. Hal ini sesaui dengan pendapat dari Nangsari (1998) bahwa berat dan tinggi badan seseorang dapat mempengaruhi jumlah volume pernapasan. Seseorang yang memiliki badan lebih besar (tinggi dan berisi) atau atletis dibanding orang yang bertumbuh kecil (astenis), akan memiliki jumlah volume pernapasan lebih besar yaitu diatas  2,5 L dibanding jumlah pernapasan orang yang bertubuh kecil memiliki jumlah napas sebanyak kurang dari 2,1 L.

H.    HASIL PERHITUNGAN



I.       KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa sistem pernapasan adalah proses terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru. Organ sistem pernapasan adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan paru-paru. Kapasitas paru-paru terdiri dari kapasitas inspirasi dan ekspirasi, kapasitas tidal, kapasitas paru-paru total dan kapasitas vital. Faktor yang mempengaruhi jumlah volume pernapasan ialah usia, tinggi dan berat badan, jenis kelamin, aktivitas yang dilakukan, suhu (cuaca), kebiasaan olahraga dan riwayat pekerjaan. Berdasarkan praktikum, praktikan laki-laki memiliki jumlah volume pernapasan normal yang lebih banyak dibandingkan praktikan perempuan. Hal ini disebabkan laki-laki memiliki energi dan tenaga yang lebih besar dibandingkan perempuan, sehingga jumlah volume pernapasan pun banyak. Selain itu, aktivitas seseorang berpengaruh dengan jumlah volume pernapasan. Percobaan dengan berlari didapatkan jumlah volume pernapasan dari praktikan laki-laki dan perempuan menurun karena jantung bekerja lebih keras dari semestinya, sehingga untuk mencegah terjadinya edema paru maka pernapasan akan dipercepat dengan jumlah volume lebih sedikit.
J.      DAFTAR PUSTAKA
·         Guyton, A.C and John E. Hall. 2006. Textbook Of Medical Physiology.  Elsevier, Singapore.
·         Mukhtar, I. 2002. Penatalaksaan Penyakit Paru Akibat Kerja. UI Press, Jakarta.
·         Nangsari, S. 1998. Pengantar Fisiologi Manusia. Depdikbud, Jakarta.
·         Syaifuddin, 2006. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
·         Syaifuddin, 2009. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
·         Pearce, E. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
·         Ware, L.B and Matthay, M.A .2005. Clinical Practice. Acute Pulmonary Edema. Medical Press, England.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar